Kamis, 20 Oktober 2011

Metode Penjadwalan Proyek


Secara garis besar metode penjadwalan proyek dapat dibagi menjadi 5, yaitu:
  1. Bar Chart (diagram batang)
  2. Program Evaluation and Review Technique (PERT)
  3. Critical Path Method (CPM)
  4. Presedent Diagram Method (PDM)
  5. Penjadwalan dengan sistem komputasi.
Bar Chart atau lebih dikenal sebagai diagram batang mula-mula dipakai dan diperkenalkan oleh Hendri Lawrence Gantt pada tahun 1917. Metode ini bertujuan mengidentifikasikan unsur waktu dan urutan untuk merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai, dan waktu pelaporan. Hingga kini metode ini masih banyak digunakan karena mudah dibuat dan dipahami sehingga sangat berguna sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Penggunaannya sendiri sering digabungkan dengan kurva “S” sebagai pemantau biaya. Disebut kurva S karena bentuknya yang menyerupai huruf S. Kurva ini pertama kali dikembangkan oleh Warren T. Hannum atas dasar pengamatan terhadap pelaksanaan sejumlah besar proyek dari awal hingga selesai. Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horisontal.
Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva S rencana dengan kurva S realisasi memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, terlambat, atau lebih cepat dari yang direncanakan. Kelemahan penggunaan metode diagram batang dan kurva S ini adalah pada kurangnya penjelasan akan keterkaitan antar kegiatan, dan tidak dapat secara langsung memberikan informasi mengenai akibat-akibat yang akan terjadi bila ada suatu perubahan.
Metode PERT dikembangkan oleh Navy Spesial Project Office pada tahun 1957. Metode ini bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi penundaan, termasuk gangguan atau konflik suatu jadwal. PERT pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang digambarkan dalam bentuk diagram network. Dengan demikian dapat diketahui bagian-bagian kegiatan mana yang harus didahulukan dan kegiatan mana yang menunggu selesainya pekerjaan. Kelemahan metode ini terletak pada cara pembacaan. Tidak semua level manajemen dapat membaca dan mengetahui kegiatan mana yang memerlukan perhatian penuh agar proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Pada tahun 1958, perusahaan bahan-bahan kimia Du Pon Company menemukan metode Critical Path Method (CPM) untuk memecahkan kesulitan-kesulitan dalam proses fabrikasi. Pada dasarnya metode ini mirip dengan metode PERT. Perbedaan mendasarnya terletak dalam penentuan perkiraan waktu. CPM dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan dan dapat menentukan prioritas kegiatan yang harus mendapat pengawasan cermat agar semua kegiatan selesai sesuai rencana. Dengan kata lain, metode ini memungkinkan terbentuknya suatu jalur atau lintasan kritis.
Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W Fondahl dari Universitas Stanford USA pada awal dekade 60-an. PDM adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dengan demikian dummy pada PDM tidak diperlukan.
Terakhir adalah metode penjadwalan proyek dengan bantuan komputer. Salah satu keunggulan yang paling mencolok dari penggunaan alat bantu komputer adalah kemampuan mengolah data dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat dan dengan kemungkinan kesalahan yang kecil. Dengan demikian penyusunan jadwal dapat dilakukan dengan lebih cepat dan teliti. Setiap saat situasi proyek mengalami perubahan, komputer dapat melakukan perubahan tersebut dalam waktu singkat.
 

1 komentar: